Hy semuanya, Assalamualaikum...masih bersama blog baru nih, kali ini aku
mau sharing aja mengenai kitab-kitab karangan ulama dahulu yang pada zaman
sekarang ini sudah mulai ditinggalkan oleh sebagian golongan. Bahkan ada pula
yang menghina kalau dalam kitab-kitab tersebut mengandung sebuah kesesatan.
Entah kenapa golongan itu sampai berpikir demikian. Yang perlu kita ketahui
bahwa kitab-kitab karangan ulama terdahulu itu dalam membuat satu bab saja dari
kitab itu tidak langsung dikarang hanya berdasarkan pemikirannya sendiri
melainkan perlu adanya bertukar pikiran dengan ulama lainnya, mencari sumber
referensi dari Al-Qur’an dan Hadits maupun sejarah diputuskannya sebuah hukum
pada masa para Sahabat Rosul menjadi kholifah, yang tidak jarang sang Ulama
sampai mengkhatamkan Al-Qur’an berkali-kali per malamnya dengan maksud semata-mata
agar dalam karangannya tidak menyesatkan umat yang belajar dan membaca
karangannya itu.
Guru
mengajiku pernah menyampaikan, "Tjuan awal dari mengarang kitab
Al-Barzanzi adalah untuk mempersatukan umat islam yang kala itu cuma ingat pada
pimpinan masing-masing pada zaman Sholahudin Al-Ayyubi, mereka lupa kepada
pimpinan utama yaitu Rosulullah... Anehnya di zaman sekarang ada yang melarang
baca kitab itu, padahal orang islam tu orang, diragukan tu
keislamannya..." dan aku pun berpendapat bahwa orang sebegitu indahnya jeh
bacaan-bacaannya, isinya pun tentang sejarah nabinya sendiri, ditambah pujian,
sholawat dan doa-doa...sama sekali tidak ada isi yang menyekutukan Allah,
justru malah memuji Allah dan Rosulullah...
Ada pula yang sampai terlalu ekstrem dalam
suatu mahzab yang aku yakin ajarannya tidak mungkin seperti yang mereka
pikirkan, dalam suatu perayaan-perayaan umat islam, contohnya perayaan maulid ,
isro mi'roj , tahlilan ,yasinan mereka anggap bid'ah , karena hanya berpedoman
bahwa setiap bid'ah itu sesat, padahal mereka sendiri pun belum tahu hukum
perayaannya. Dan kalau mempelajari Al Qur'an tanpa guru atau kyai pun bisa,
kata mereka. Padahal makna arti dari kandungan Al-Qur'an harus orang yang
mengerti yaitu ulama , kalau kita artikan sesuka kita , ya jadi seperti sekarang
sesama umat islam saling kafir mengkafirkan.
Yah begitulah, "orang belajar agama belum kelar sudah jadi imam atau
guru, ya nyasar smua yang mengikutinya". Mungkin pada posting selanjutnya
aku bakal bahas lebih dalam lagi tentang orang belajar agama belum kelar sudah
jadi imam atau guru, ya nyasar smua yang mengikutinya"
Yap, ya memang sih NU yg berkiblat pda mazhab
Syafi’i tidak melarang kalau memang ada yang berkiblat pada mahzab yang lain,
boleh-boleh saja, asal memang berkiblat penuh, lhaa ini sih mengikuti mana yang
gampang misalnya bab wudlu kiblat mazhab ini, eh pas sholatnya kiblat sama mazhab
itu, enak sendiri saja kan, yang bertentangan mereka hujat, padahal kalau pilih
mazhab itu ya mesti tetapkan itu, baik dari bab wudlu, sholat, maupun fiqih
lainnya....jangan ikut sana sini, bukannya apa-apa, hanya tu orang nnti kalau
di akhirat psti tidak bkal diakui oleh imam manapun, padahal menjadi imam itu
tidak mudah yakni hrus menanggung dosa setiap pengikutnya jika dalam fiqih itu
ada suatu ksalahan,...so jangan anggap perbedaan itu mnjadi sbuah kbencian
antar sesama..krna 4 imam itu pun aslinya walaupun ada perbedaan pemahaman, mereka
tidak menyalahkan satu dengan yang lainnya...cuma Allah yang tahu mana yang
benar...
Terakhir, yang aku ingin sampaikan adalah
meski aku pilih NU dan memang aku besar di lingkungan NU, maka berarti aku
memilih mahzab Syafi’i sebagai pondasi kiblat fiqih yang merupakan mahzab yang
diikuti oleh 60% umat islam sluruh dunia...aku tetep bertoleransi sama yang
lain, hayu bareng-bareng bae, selagi punya pendirian and tidak mengucilkan
mah...
Thanks to Mas Maedi atas diskusi barengnya...
No comments:
Post a Comment